top of page
Search
  • Writer's pictureIT Yogya

Bye-bye Dolar AS! RI Mulai Pakai Mata Uang Lain buat Transaksi Dagang | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo -Indonesia terus mengembangkan program transaksi mata uang lokal (local currency transaction/LCT) memasuki usia ke-78 Kemerdekaannya. Kerja sama dengan berbagai negara didorong demi mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS).

Sejauh ini kerja sama LCT sudah berjalan dengan China, Jepang, Malaysia dan Thailand. Melalui fasilitas ini, dunia usaha di Indonesia dan empat negara itu bisa bertransaksi menggunakan mata uang lokal masing-masing negara secara langsung, tanpa harus pakai mata uang utama seperti dolar AS.


Dalam waktu dekat, kerja sama LCT juga akan berlaku antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel). "Kemarin baru tanda tangan bank central-nya dengan kita, tinggal sekarang bagaimana implementasinya, penunjukan bank ACCD-nya dan untuk sosialisasi kepada para pelaku," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Selasa (25/7/2023).



Destry mengatakan fasilitas LCT sudah dimanfaatkan oleh 2.014 pengusaha per Juni 2023, baik usaha kecil hingga besar. Jumlah tersebut jauh meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1.741 pengusaha.


"Kami optimis jumlah ini akan terus bertambah karena sosialisasi makin baik dan intens," ujar Destry.


Nilai perdagangan LCT sepanjang semester I-2023 mencapai US$ 3,2 miliar. Nilai itu hampir mencapai realisasi setahun penuh pada 2022 yang sebesar US$ 4,1 miliar.


Dari nilai transaksi tersebut, mayoritas berasal dari perdagangan Indonesia dan Malaysia yang sebesar US$ 1,2 miliar atau 38%. Sisanya disusul Jepang 23%, Thailand 20% dan sisanya China.


"Biasanya itu 2 tahun kemarin kalau nggak Tiongkok, Jepang. Tapi kali ini yang mendominasi adalah Malaysia. Terakhir justru China karena ekonomi China juga memang sedang mengalami pelemahan," ucapnya.


Manfaat Transaksi Pakai Uang Lokal


Sederet manfaat penerapan LCT pernah diungkap oleh bos dari dua bank raksasa Tanah Air, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA).


Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan kebijakan LCT penting untuk mengelola stabilitas nilai tukar rupiah. Implementasi ini disebut sangat mendukung para pelaku usaha agar mampu masuk pasar internasional secara cepat dan mudah.


"Implementasi LCT ini membuat kemampuan perbankan untuk mendukung para pelaku usaha lebih melihat peluang pasar tidak hanya secara domestik, tetapi juga lebih kepada overseas dengan negara-negara yang sudah memiliki LCT Arrangement tanpa ada kekhawatiran terhadap risiko nilai tukar," kata Darmawan dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia, Rabu (16/2/2022).


Menurut Darmawan, LCT berdampak pada meningkatnya volume perdagangan dan transaksi yang dilakukan melalui perbankan. Buktinya sepanjang 2021, volume perdagangan menggunakan metode pembayaran LCT meningkat 30% secara tahunan dan volume perdagangan mata uang antar Bank Mitra (ACCD) yang memfasilitasi LCT tumbuh 171% secara tahunan.


Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyebut implementasi LCT membuat para pelaku usaha tak perlu mengkonversikan rupiah ke dolar AS terlebih dahulu sebelum bertransaksi dengan mitra bisnisnya di negara tujuan.


Jahja mencontohkan, sebelum ada kebijakan LCT, pebisnis Indonesia yang bertransaksi dengan mitranya di Jepang harus membuat daftar harga dalam satuan dolar AS. Setelah itu, transaksi harus dilakukan dengan metode konversi rupiah ke dolar AS, kemudian dana dalam bentuk dolar AS dikirimkan ke negara tujuan. Sesampainya di lokasi mitra, uang tersebut harus kembali dikonversi ke mata uang lokal.


"Berarti ada dua kali pricing yang harus ditanggung dua belah pihak. Dengan straight forward ini hanya sekali konversi. Dengan model ini kita bisa berikan promosi cashback transaction, kemudian kurs kita berikan spesial. Kita harus salut kepada BI dan rekan-rekan bank sentral di China, Jepang, Malaysia dan Thailand," kata Jahja.


Jahja berharap implementasi LCT bisa terus dikembangkan agar ke depannya semakin banyak negara yang bergabung dan menerapkan kebijakan ini. "Saya kira ini produk sudah bagus, tinggal how to educated our customer untuk mengetahui bahwa ini sangat efisien dan efektif," tambahnya.


Sumber : finance.detik

0 views0 comments

Recent Posts

See All

IHSG Dibuka di Zona Merah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini dibuka pada level 7.349. Dikutip dari data RTI pada Kamis 22 Februari 2024 IHSG level...

Comentarios


Post: Blog2_Post
bottom of page