top of page
Search
  • Writer's pictureIT Yogya

Camilan Populer Ini Awalnya Bekal Perang Pasukan Militer

Ada sejarah unik yang tersimpan dalam sebuah bungkus camilan populer. Makanan ringan dengan rasa keju yang renyah ini ternyata terinspirasi dari pasukan militer.


Nikmatnya camilan ringan dengan berbagai varian rasa cocok untuk mengisi waktu luang. Teksturnya renyah ringan membuat tak ingin berhenti makan hingga rasa manis atau gurihnya yang bikin ketagihan.


Tak dapat dipungkiri banyak camilan populer masa kini yang telah ada sejak masa lampau. Rasanya yang unik dan tak bisa ditiru oleh merek atau produk lain membuat beberapa camilan terus bertahan.



Tetapi ada sejarah panjang dari salah satu merek camilan yang populer di rak supermarket. Konon ide pembuatannya terinspirasi dari bekal pasukan militer yang dibawa untuk berperang.


Charles Doolin, pencipta camilan bernama Cheetos dilaporkan oleh Mashed (12/11) pertama kali memasarkan produknya pada 1948. Berselang 17 tahun setelahnya, pada 1965 Cheetos berhasil merajai pasar dengan meraup keuntungan hingga 125 juta Dollar AS.


Ternyata camilan ini tidak dibuat sekadar untuk camilan. Mashed menyebutkan Cheetos berawal dari eksperimen pasukan militer untuk mendapatkan makanan yang mudah disimpan dan bertahan lama untuk menghadapi Perang Dunia II.


Gagasan pertamanya para tentara menginginkan makanan yang kering dan minim air dengan ukuran yang tidak memakan ruang di dalam tas mereka. Hingga akhirnya tercetus ide untuk mengering kaju yang diciptakan oleh George Sanders, seorang ahli dari USDA.

Sanders menciptakan bubuk keju yang dibuat dari keju alami untuk mengeluarkan air tanpa membuatnya meleleh. Tetapi setelah perang berakhir, persediaan bubuk keju yang masih melimpah ini akhirnya dimanfaatkan oleh beberapa pabrik seperti Kraft dan General Mills.


Baca juga: Hanya Gegara Pesan Makanan, 5 Orang Ini Ketahuan Selingkuh

Bubuk keju yang digunakan dibeli pertama kali oleh penciptanya dari sisa bekal pasukan militer.


Tiga tahun setelahnya, Frito Lay merilis produk bernama Cheetos yang dibuat dengan bubuk keju sisa bekal perang para tentara. Berhasil dengan produk pertamanya, akhirnya Cheetos mengembangkan lebih banyak varian seperti Puffs, Popcorn, Pretzels, dan masih banyak lainnya termasuk yang tidak diproduksi di Indonesia.


Cheetos seolah menjadi bukti kemahiran seorang peneliti dapat menciptakan teknologi pangan pertama kali pada masa Perang Dunia II. Tak hanya bubuk keju saja, ada beberapa bahan lain yang tentunya juga digunakan dalam pembuatan seperti jagung, minyak, dan perisa buatannya.


Jika menarik kronologi berdasarkan waktunya, bubuk keju yang hadir di tahun 1943 ini berhasil menyelamatkan para tentara hingga 2 tahun ke depan sampai Perang Dunia II berakhir. Doolin termasuk salah satu yang paling cepat mengolah sisa bubuk keju tersebut dan merilis produk camilan yang nikmat 3 tahun setelah perang berakhir.


Sejak kehadirannya pertama kali Cheetos seolah tak bisa lepas dari jangkauan dan permintaan baik anak-anak maupun orang dewasa. Setelah kemasan Cheetos kosong, tak sedikit juga konsumen yang sampai menjilat ujung jarinya karena tersihir rasa bubuk kejunya yang khas.


Sumber : detik

0 views0 comments

Recent Posts

See All

IHSG Dibuka di Zona Merah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini dibuka pada level 7.349. Dikutip dari data RTI pada Kamis 22 Februari 2024 IHSG level...

댓글


Post: Blog2_Post
bottom of page