PT Rifan Financindo - Demonstrasi yang lakukan siswa STM untuk mendesak DPR pada Rabu, (25/9/2019) lalu berjalan tidak kondusif dan berakhir ricuh. Peserta aksi demo yang memang dari kalangan anak STM ini menjadi sorotan karena terkesan lebih 'liar' daripada yang dilakukan mahasiswa pada hari sebelumnya.
Psikolog Anna Surti Ariani atau kerap disapa Nina mengatakan, saat mereka bersama atau ramai-ramai itu cenderung membuat mereka merasa lebih kuat. Secara psikologis, perilaku yang mereka lakukan tidak dipikirkan terlebih dahulu dan rentan dapat membahayakan dirinya dan orang yang ada di lingkungannya.
"Ini masuk ke ranah psikologi sosial. Saat mereka bersama-sama, mereka merasa lebih kuat, berani, merasa powerful, dan mudah di pancing emosinya. Secara psikologis, perilaku yang dilakukan ini rentan membahayakan diri sendiri dan orang yang ada di lingkungannya karena itu dilakukan secara spontan, tanpa pikir panjang terlebih dahulu," jelasnya pada detikcom, Kamis (26/9/2019).
Dengan kondisi yang bersama-sama inilah membuat mereka lebih berani dalam melakukan sesuatu. Nina menambahkan, faktor hormonal yang ada di dalam dirinya juga menyebabkan mereka sulit untuk mengendalikan diri, hingga mudah terpancing.
"Contoh gini, saat ada yang bilang 'serang dia', dengan secara spontan dan tidak berpikir terlebih dulu mereka akan langsung menyerang orang atau apapun yang ditujunya. Padahal mereka tidak tahu, apakah itu dapat membahayakan dirinya dan lingkungan sekitarnya atau tidak," katanya.
Saat ditanya pendapat terkait aksi siswa STM ini, Nina menegaskan tidak bisa menentukan alasan mereka melakukan itu. Menurutnya, mungkin mereka yang menjalankan aksi tersebut memang ingin melanjutkan perjuangan mahasiswa sebelumnya, atau hanya ikut meramaikan aksi demo yang sedang viral saat ini.
Sumber:health.detik
PT Rifan Financindo
Comments