top of page
Search
  • Writer's pictureIT Yogya

Harga Beras Naik Padahal Ada Bantuan Pangan & Operasi Pasar, Ini Kata Bos Bulog

Harga beras kembali mengalami kenaikan. Secara rata-rata nasional harga beras medium Rp 13.620 per kilogram (kg) dan premium Rp 15.500/kg.


Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan Desember 2023, yang stabil tinggi Rp 13.000/kg untuk yang medium dan Rp 15.000/kg untuk premium. Lantas mengapa harga beras kembali mengalami kenaikan, saat bantuan pangan dan beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) disalurkan?



Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan, kenaikan harga itu terjadi karena kondisi produksi dari petani dalam negeri belum maksimal. Untuk Januari-Februari, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras dalam negeri defisit 2,8 juta ton.



"Di Januari-Februari kata BPS juga defisit 2,8 juta ton. Jadi, harga representasi dari kondisi pasar, terutama produksi," kata Bayu kepada detikcom di Kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Senin (5/2/2024).


Kondisi ini juga terjadi selama 2023 lalu. Harga beras terus mengalami kenaikan karena produksi yang kurang dari kebutuhan konsumsi berlarut selama 7 bulan



Dalam data BPS, total produksi beras pada 2023 diperkirakan sekitar 30,90 juta ton beras atau mengalami penurunan sebesar 645,09 ribu ton beras (2,05%) dibandingkan produksi beras pada 2022 yang sebesar 31,54 juta ton beras.



"Tahun 2023, 7 bulan kita defisit. Tahun 2022 surplu 1 bulan itu masih sekitar 1,5 juta. Pada 2023 itu tinggal 300 ribu. Produksi 2023 itu turun," jelas dia.


Menurut Bayu, penyaluran bantuan pangan dan operasi pasar beras SPHP sudah dapat menekan harga agar tidak terlalu meroket. Ia mengatakan jika tidak ada kedua program itu harga beras bisa melonjak ke angka Rp 20.000 per kg.



"Bayangin kalau Bulog nggak menyalurkan, berapa harganya sekarang? Bisa Rp 20.000/kg yang premium itu," jelasnya.


Bantuan pangan sendiri disalurkan untuk membantu 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang tidak mampu. Jika program itu tidak dilakukan, akan ada jutaan keluarga yang kesulitan mencari beras, dengan situasi harga yang sudah mahal.



Kemudian, Bayu menyebutkan, program SPHP memberikan pilihan kepada masyarakat alternatif beras yang murah. Karena menurutnya, saat ini perbandingan harga beras SPHP dengan merek lainnya lebih dari Rp 2.000 per kg .



"Itu untuk gandolin supaya nggak naik. Pada 2023, saja kita sudah sampai 1,3 kali 130% dibandingkan tahun sebelumnya. Bulan ini 160% dibandingkan Januari tahun lalu. Masif dicari masyarakat menurut saya," tuturnya.



Meski begitu, Bayu mengaku bahwa kedua program itu memang belum cukup membantu menurunkan harga. Karena penurunan harga bisa terjadi jika produksi dalam negeri memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat atau lebih.



"Datanya menunjukan ada SPHP dan bantuan pangan memang ngga turun. Flat di atas. Belum bisa nurunin. Karena yang bisa menurunkan itu produksi, produksi kita itu 31-32 juta. Sekarang produksi kita cuma 30 juta. Pengeluaran Bulog itu kira kira 2,5 juta, nggak sampai 10%," pungkas dia.



Sebagai informasi, dalam data Panel Harga Pangan Nasional, secara rata-rata nasional harga beras medium Rp 13.620 per kilogram (kg) dan premium Rp 15.500/kg. Dalam sepekan harga beras mengalami kenaikan Rp 190 per kg untuk yang medium dari Rp 13.430/kg dan premium naik Rp 220 /kg dari Rp 15.280/kg.


Sumber : Finance.detik

2 views0 comments

Recent Posts

See All

IHSG Dibuka di Zona Merah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini dibuka pada level 7.349. Dikutip dari data RTI pada Kamis 22 Februari 2024 IHSG level...

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page