Nilai bitcoin kembali cetak rekor yakni diperdagangkan di atas US$ 20.000 atau setara Rp 282 juta (kurs Rp 14.100/US$). Itu untuk pertama kalinya terjadi setelah rekor-rekor sebelumnya dan kenaikan beruntun beberapa pekan terakhir.
Dikutip dari The Guardian, Kamis (17/12/2020), bitcoin naik lebih dari 6% pada Rabu (16/12) mencapai US$ 20.632, menambah rekor beruntun tahun ini di tengah meningkatnya minat perusahaan investasi besar yang tertarik pada potensinya untuk keuntungan cepat.
Harga bitcoin telah melonjak lebih dari 400% tahun ini dari titik terendah sekitar US$ 3.600 pada bulan Maret, ketika pandemi virus Corona memicu aksi jual di pasar keuangan di seluruh dunia.
Reli dalam bitcoin terjadi setelah lonjakan 2017 dalam mata uang digital ketika naik lebih dari 900% mendekati US$ 20.000 pada pertengahan Desember, dengan para pemimpin keuangan global dan ekonom memperingatkan harga setara dengan mania tulip Belanda abad ke-17. Bitcoin kemudian jatuh di bawah US$ 7.000 pada awal Februari 2018, tetapi tidak pernah anjlok hingga nol seperti yang diperkirakan oleh beberapa analis pada saat itu.
Minat investor telah tumbuh pada bitcoin sebagai cara potensial untuk melindungi dari kenaikan inflasi. Harapan investor untuk tingkat inflasi yang lebih tinggi telah tumbuh dalam beberapa pekan terakhir, didorong oleh prospek pemulihan ekonomi global yang lebih kuat tahun depan berkat vaksin COVID-19 dan langkah-langkah stimulus dari bank sentral dan pemerintah di negara-negara maju.
Ruffer, sebuah perusahaan manajemen investasi yang berbasis di Inggris dengan lebih dari 20 miliar poundsterling aset yang dikelola, bulan lalu membuat taruhan pada bitcoin yang sekarang bernilai sekitar 550 juta poundsterling, salah satu sinyal terbesar dari permintaan yang meningkat di antara manajer investasi tradisional.
Seorang juru bicara mengatakan langkah itu untuk mendiversifikasi portofolio Ruffer menjadi emas dan obligasi terkait inflasi.
"(Ini) bertindak sebagai lindung nilai untuk beberapa risiko yang kita lihat dalam sistem moneter yang rapuh dan pasar keuangan yang terdistorsi," katanya..
Sumber: finance.detik
PT Rifan Financindo
Comments