top of page
Search
  • Writer's pictureIT Yogya

Mantap! IHSG Jadi Bursa Terbaik di Asia-Pasifik, Ini Buktinya

PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus menghadapi sejumlah sentimen negatif sepanjang tahun ini mencatatkan kinerja terbaik di antara bursa saham lainnya di Asia-Pasifik.

Pada penutupan perdagangan Senin (2/10/2022), IHSG telah naik 5,51% sejak awal tahun (year-to-date/ytd). Hasil tersebut berbanding terbalik dengan indeks utama Asia lainnya seperti Hang Seng di Hong Kong, Kospi Korea Selatan, dan Taiex Taiwan yang masing-masing anjlok lebih dari 25% ytd.


Daftarnya tak berhenti sampai situ. Shanghai Composite dan Shenzhen Component di China juga ikut terpukul dan ambles masing-masing 17% dan 25%.


Nikkei 225 di Jepang, Nifty 50 India, dan SET Thailand bernasib sedikit lebih baik dengan 'hanya' mencatatkan penurunan satu digit.


Sementara itu, Strait Times Singapura menjadi indeks kedua terbaik di kawasan ini. Itu pun tetap mencatatkan penurunan sebesar 0,53%.


Sejatinya, perjalanan IHSG pada tahun ini tidak mulus. Indeks tersebut sempat turun tajam pada Mei dan Juli sebelum kembali menguat ke atas level 7.000 sejak awal Agustus.


Head of Indonesia Equities DBS Group Research Maynard Arif mengatakan ketahanan IHSG tersebut ditopang oleh investasi asing dan harga komoditas yang tinggi. Asal tahu saja, Indonesia menjadi salah satu negara eksportir terbesar komoditas.


Selain itu, pemulihan ekonom yang ditandai dengan sejumlah pelonggaran aturan terkait pandemi Covid-19 turut menjadi faktor pendorong.


"Pertumbuhan pendapatan 2022 di pasar Indonesia tetap kuat, bahkan setelah pemulihan besar pada 2021 dari basis yang rendah," kata Maynard kepada CNBC International, dikutip Selasa (4/10/2022).


Dia menambahkan bahwa DBS tetap optimistis terhadap Indonesia, meskipun menghadapi tantangan dari kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS dan dolar yang kuat - yang telah menyebabkan arus keluar untuk obligasi pemerintah tahun ini.


"Valuasinya mungkin terlihat mahal [dibandingkan dengan] negara lain tetapi itu bisa dibenarkan mengingat prospek dan pertumbuhan Indonesia," katanya.


Sementara itu, Head of Asia-Pacific Equity Research BNP Paribas Manishi Raychaudhuri menilai penurunan harga komoditas yang mulai terjadi saat ini menjadi sumber ketidakpastian bagi Indonesia.


"Mengingat penurunan harga energi ... kami menyarankan kehati-hatian dan pendekatan yang gesit untuk sektor energi pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya," tulisnya dalam sebuah laporan tertanggal 28 September.


Menurutnya, di tempat lain di Asia Tenggara, Singapura memiliki "perwakilan besar" perusahaan - seperti bank - yang mendapat manfaat dari kenaikan imbal hasil (yield), serta menambahkan bahwa negara tersebut bersama India, Indonesia, dan Malaysia adalah "kantong keselamatan."


Suresh Tantia, Senior Investment Strategist Credit Suisse, mengatakan arus masuk wisatawan juga turut mendukung ekonomi dan pasar setelah dibuka kembali.


Tantia juga mengatakan Credit Suisse lebih memilih pasar Asia Selatan daripada Asia Utara untuk saat ini, mengingat sifat pasar yang bergantung pada ekspor seperti Korea Selatan, Taiwan, dan China.


"Korea Selatan dan Taiwan, pasti kita bisa melihat lebih banyak tekanan, perlambatan pertumbuhan ekspor, mata uang tetap lemah dan kita juga melihat melemahnya permintaan untuk sektor cip, yang sangat penting untuk kedua pasar ini," katanya kepada CNBC.


Timothy Moe, Chief Asia-Pacific Equity Strategist Goldman Sachs, mengatakan ada tiga pendorong positif untuk pasar Asia Tenggara, yakni termasuk pemulihan mereka yang tertunda dari Covid, munculnya ekonomi digital atau 'baru', dan kenaikan suku bunga.


"Pasar Asean biasanya memiliki eksposur yang sangat tinggi terhadap bank, dan bank bukanlah tempat untuk 10 tahun terakhir," katanya kepada CNBC.


Baca: Makin Gelap! Jokowi: Dunia Kini Pada Posisi Krisis Keuangan



"Tapi mereka sekarang, dengan siklus suku bunga berputar, dan itu menjadi penarik yang sangat signifikan bagi pasar Asean."


Taiwan memiliki banyak eksposur terhadap ekonomi global yang melambat dan juga mengalami ketegangan geopolitik yang meningkat dengan China.


Persentase kepemilikan asing atas saham Korea Selatan, sementara itu, berada di posisi terendah satu dekade. Namun hal tersebut mungkin berarti negara itu adalah kandidat yang baik untuk investasi di Asia Utara.





Sumber : cnbcindonesia

PT Rifan Financindo

0 views0 comments

Recent Posts

See All

IHSG Dibuka di Zona Merah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini dibuka pada level 7.349. Dikutip dari data RTI pada Kamis 22 Februari 2024 IHSG level...

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page