top of page
Search
  • Writer's pictureIT Yogya

Mengapa Masyarakat Tolak Pengungsi Rohingya? Pakar Ungkap Hoax yang Beredar

Baru-baru ini, ramai isu penolakan pengungsi Rohingya yang datang dari masyarakat Indonesia. Netizen atau warga internet mengungkapkan penolakan orang-orang Indonesia akan pengungsi Rohingya yang kembali tiba di Aceh.


Senior Legal Services Officer Jesuit Refugee Service (JRS), Gading Gumilang Putra memaparkan, gelombang pengungsi Rohingya semakin banyak karena kondisi memburuk di Bangladesh.



Sejauh ini, lanjut Gading, polisi terlibat secara intens untuk pengamanan di kamp-kamp penampungan.



"Narasi sistematis mengenai penolakan, kebencian, dan hoax di medsos menjadi isu nasional. Sehingga di lapangan, kapal yang berlabuh tidak mendapatkan respon yang biasanya terjadi secara ad hoc maupun secara Perpres," ungkap Gading, dikutip dari laman BRIN, Selasa (12/12/2023).



Pengungsi Adalah Korban, Bukan Pelaku


Akibat narasi yang beredar di media sosial, Gading meluruskan bahwa para pengungsi adalah korban, bukan pelaku.



Menurutnya, karena narasi negatif yang beredar di media sosial, demonstrasi dan penghadangan terjadi. Beberapa pengungsi tertahan di pantai dan ada yang dibawa dari satu daerah ke daerah lain.



"Pemberitaan di media sosial berdampak langsung bagi lembaga kemanusiaan dan pengungsi, serta kepada warga menjadi terpecah belah karena hoax," jelas Gading.



Asal Usul Mengapa Rohingya Mengungsi


Sebagai informasi, kelompok etnis muslim dari Myanmar itu tidak bisa pulang karena mengalami persekusi selama puluhan tahun. Sejak 1977-1978, Rohingya telah kehilangan kewarganegaraan.



Kemudian pada tahun 1979 sempat ada repatriasi dari Bangladesh dan pada 1982 ada konstitusi yang membuat mereka tidak memiliki status warga negara Myanmar.



Etnis Rohingya mengalami kerja paksa, pemindahan paksa, pemerkosaan, dan berbagai penjajahan etnis hingga mengungsi ke Bangladesh. Namun karena tidak ada kejelasan, mereka juga ditolak di kamp-kamp pengungsi.



Kemudian pada tahun 2021 karena kondisi Myanmar juga bergejolak termasuk kepada etnis lain. Maka Indonesia menjadi satu-satunya harapan, ketika mereka ditolak di Bangladesh, Malaysia, Thailand, dan negara lain.



Awal Mula Aceh Menjadi Tempat Etnis Rohingya Mengungsi


Dosen dan peneliti dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, Fitria, S.H., MR., menjelaskan awal mula nelayan Aceh membantu Rohingya. Bantuan ini dimulai pada 2015.



"Respon nelayan Aceh pada 2015 dan seterusnya hadir memberikan pertolongan, meski di tengah keterbatasan mereka. Hal yang sangat menarik ada relasi antara penanganan masyarakat dan nelayan Aceh adalah secara adat dan keislaman," ujarnya.



Seperti yang diketahui, Islam masuk ke Indonesia melalui Aceh dan kerajaan Islam tertua di nusantara ada di Aceh.



Menurut Fitira, alasan yang mendasar bagi masyarakat Aceh untuk menolong pengungsi Rohingnya pada 2015 karena kewajiban siapapun yang mengalami kesulitan di laut, maka mereka tolong.



Selain itu, juga terkait dengan nilai dalam agama Islam yang harus saling tolong menolong. Penyelamatan di laut juga atas hukum adat laut dan di darat adat islam untuk memuliakan tamu.



Tetapi, salah satu kekhawatiran bagi para nelayan maupun penduduk lokal untuk memberikan pertolongan adalah karena ada rekan mereka yang dipidana karena terlibat dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).



"Dalam Perpres No. 125 Tahun 2016 belum mampu menangani di lapangan secara baik karena ketidakjelasan anggaran, juga leading sector penanganan di shelter sehingga perpres perlu direvisi dan adanya aturan lanjutan," tutur dosen di Fakultas Syariah dan Hukum tersebut.



Sumber : news.detik

0 views0 comments

Recent Posts

See All

IHSG Dibuka di Zona Merah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini dibuka pada level 7.349. Dikutip dari data RTI pada Kamis 22 Februari 2024 IHSG level...

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page