top of page
Search
  • Writer's pictureIT Yogya

Pengusaha Sawit Pede Harga CPO Bisa Tembus US$ 1.000

Pengusaha sawit di dalam negeri meyakini harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) akan melesat naik ke atas US$ 1.000 per metrik ton tahun depan. Dengan catatan, kenaikan ini diimbangi dengan penurunan pasokan minyak nabati lainnya.

Pemerintah sendiri telah menaikkan harga referensi untuk penetapan bea keluar dan tarif pungutan BPDPKS atas ekspor CPO untuk 2 pekan ke depan, 1-15 November 2023. Harga dinaikkan ke US$748,93 per metrik ton. Naik dari harga referensi yang ditetapkan berlaku untuk 16-31 Oktober 2023 yang sebesar US$740,67 per metrik ton.


Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengungkapkan pergerakan harga tahun depan dipengaruhi oleh produksi sawit tahun ini yang susut akibat dampak El Nino. Dengan produksi yang minim, maka stok akan berkurang dan menggerek harga naik.


"Mungkin kalau tahun ini terjadi penurunan (produksi) tapi kecil, baru di tahun depan akan terasa. Kenapa demikian? Pada waktu terjadi El Nino tersebut kita tidak bisa melakukan pemupukan, sehingga di tahun depan pasti pengaruh," papar Eddy saat dijumpai di sela-sela IPOC 2023, Jumat (3/11/2023).


Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono. (CNBC Indonesia/Hadijah Alaydrus)Foto: Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono. (CNBC Indonesia/Hadijah Alaydrus)

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono. (CNBC Indonesia/Hadijah Alaydrus)

Dari data Gapki, penurunan ini telah tampak dari produksi hingga pertengahan tahun ini. Produksi minyak sawit hanya mencapai 36,3 juta ton per Agustus 2023. Dari volume tersebut, ekspor produksi sawit, biodiesel dan oleochemical mencapai 23,4 juta ton.


Bahkan, Eddy melihat dampak El Nino bisa terasa hingga dua tahun ke depan dan ini akan membuat harga CPO naik, asal pasokan minyak nabati - minyak bunga matahari, kedelai dan zaitun - turun.


Dia menjelaskan, penyebab harga CPO yang jatuh pada tahun ini dipicu pasokan minyak nabati di pasar global yang berlebih alias oversupply. Dia mengungkapkan pasokan produksi minyak nabati dari bunga matahari berlimpah. Negara seperti Rusia yang biasanya tergantung akan impor CPO, kini malah menawarkan ekspor.


Selain El Nino, Eddy menambahkan, progres penanaman ulang (replanting) kelapa sawit mengalami perlambatan, terutama di lahan petani kecil. Menurutnya, petani kecil enggan melakukan replanting karena mereka tidak ingin kehilangan penghasilan ketika harus menebang pohon mereka.


Sumber : cnbcindonesia

0 views0 comments

Recent Posts

See All

IHSG Dibuka di Zona Merah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini dibuka pada level 7.349. Dikutip dari data RTI pada Kamis 22 Februari 2024 IHSG level...

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page