top of page
Search
  • Writer's pictureIT Yogya

Prospek Emas Digital Cerah, Cocok untuk Generasi Milenial dan Gen Z | PT Rifan Financindo

PT Rifan - Analis mengungkapkan prospek emas digital di Tanah Air pada tahun ini menjanjikan mengingat aktivitas digitalisasi yang kian masif. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa produk emas digital merupakan bentuk transformasi dari kebutuhan yang ada saat ini. Ditambah lagi menurutnya bahwa emas digital adalah dampak dari mata uang digital yang saat ini diprakarsai Bank Indonesia.


"Emas digital ini sebenarnya lebih menguntungkan karena akan lebih aman dibandingkan dengan emas fisik,” ungkap Ibrahim saat dihubungi Bisnis, Kamis (13/1/2022).


Emas Digital Bisa Jadi Alternatif Emas digital ini memiliki keuntungan karena menggunakan teknologi yang cukup mumpuni sehingga ke depan akan dijadikan sebagai salah satu investasi alternatif yang menarik jika dibandingkan dengan logam mulia secara fisik.


Menurutnya, inovasi emas digital merupakan inovasi yang mengikuti perkembangan zaman dan saat ini masyarakat tengah menggandrungi digitalisasi. Ibrahim menceritakan ketika Pegadaian mulai menjual emas dengan satuan kecil seperti 0,5 gram maupun 1 gram. Melihat peluang tersebut Antam pun akhirnya ikut menjual emas dengan satuan kecil.


Terkait dengan apakah emas digital ini akan diminati oleh pasar, Ibrahim mengungkapkan bahwa hal tersebut tergantung situasi yang terjadi ke depannya. Oleh sebab itu dia mengaku tidak bisa mengatakan bahwa emas digital akan bisa mengalahkan emas fisik atau konvensional nantinya.


Ini Instrumen Investasi Favorit Generasi Milenial Proyeksi Harga Emas Terlepas dari itu, Ibrahim memperkirakan bahwa harga emas pada tahun ini, 2022 akan menguat yang disebabkan oleh beberapa sentimen kondisi global. “Kalau saya lihat emas untuk tahun 2022 akan menguat, kemungkinan besar ini akan kembali mengalami penguatan di atas US$2.000-an per troy ounce,” katanya.


Hal pertama menurut Ibrahim yang akan meningkatkan harga emas global adalah penyebaran Omicron yang cukup besar dan kemungkinan besar akan menahan bank sentral global menaikkan suku bunga. Selain itu, adanya kemungkinan besar pemerintah Amerika Serikat akan menggelontorkan stimulus infrastruktur jumbo sebesar US$1,8 triliun yang sebenarnya dari November dan Desember 2021 sudah masuk di kongres dan DPR setempat.


Tetapi belum ada satu keputusan pasti. Oleh sebab itu, pada Januari atau Februari 2022 kemungkinan besar bakal disahkan sehingga dana infrastruktur AS tersebut digelontorkan.


Hal ini ungkap Ibrahim akan membuat peredaran uang di AS begitu besar sehingga berdampak terhadap inflasi ini yang berpeluang mendorong kenaikan harga emas. Sentimen terakhir, kata Ibrahim, adalah terkait dengan masalah geopolitik.


Menurutnya, para pelaku pasar sedang menunggu perkembangan situasi antara Rusia dan Ukraina yang tengah memanas dan juga antara Taiwan dan China. Terakhir adalah Korea Utara yang diketahui telah melakukan uji coba misil.



Sumber: market.bisnis

PT Rifan

0 views0 comments

Recent Posts

See All

IHSG Dibuka di Zona Merah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini dibuka pada level 7.349. Dikutip dari data RTI pada Kamis 22 Februari 2024 IHSG level...

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page