Pt Rifan Financindo - Setahun lalu, kasus pertama Corona di Indonesia ditemukan. Seiring waktu, beragam gejala COVID-19 bermunculan. Mulai dari gejala paling umum seperti demam, batuk, dan sesak napas, hingga gangguan jantung dan pembuluh darah.
Gejala-gejala baru bermunculan, sebagian bahkan tak terbayangkan di awal pandemi. Berikut beberapa gejala tak terduga yang sempat dilaporkan selama setahun Corona di Indonesia:
1. Anosmia
Kini, anosmia menjadi tanda umum pada pasien COVID-19. Namun pada awal kemunculan pandemi, istilah 'anosmia' tak banyak dikenal publik.
Anosmia adalah kondisi hilangnya kemampuan penciuman yang biasanya dialami oleh orang yang mengalami hidung tersumbat karena flu. Namun, sejumlah pasien COVID-19 dilaporkan mengalami gejala serupa.
2. Gangren
Gangren adalah kondisi jaringan tubuh mati akibat infeksi bakteri yang berat. Pada kasus yang dialami seorang wanita berusia 86 tahun di Italia, gangren menyebabkan jari tangannya menghitam akibat pembekuan darah dan putusnya suplai darah ke ekstremitas.
Menurut riset yang dipublikasi Journal of Vascular & Endovascular Surgery, kondisi tersebut adalah studi kasus manifestasi terparah dari COVID-19. Diprediksi, kondisi ini disebabkan kerusakan pembuluh darah. Namun dalam riset ini, para peneliti menyebut belum ada kepastian.
3. Sariawan
Ahli Penyakit Dalam Profesor Zubairi Djoerban meluruskan, sariawan hanya dialami sebagian kecil pasien COVID-19.
"Pertama, sariawan itu memang salah satu gejala COVID-19. Tapi, gejala ini ditemukan pada sedikit pasien. Sekitar 6 hingga 7 persen. Secara umum, gejala COVID-19 pada mulut itu sebanyak 20 - 25 persen," tulis Prof Zubairi lewat akun Twitter miliknya, dikutip detikcom, Senin (1/2/2021).
Ia menambahkan, sariawan akibat COVID-19 bisa dibedakan dengan sariawan biasa akibat kekurangan vitamin C. Umumnya, sariawan akibat COVID-19 diiringi gejala demam, diare, batuk kering, anosmia, dan konjungtivitis (peradangan pada mata).
4. Brain fog
Gejala ini terkait kasus 'Long COVID', yakni kondisi pasien COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh mengalami gejala berkepanjangan hingga hitungan bulan.
Salah satunya, brain fog alias berkurangnya kemampuan mengingat. Hal ini disebabkan reaksi tubuh melawan virus Corona yang menyerang sistem saraf.
"Brain fog ini semacam kekeruhan mental, seperti kamu sedang merasa linglung," terang ahli paru Joseph Khabbaza, dikutip dari Cleveland Clinic
Sumber: health.detik
Pt Rifan Financindo
Comments